Senin, 18 Agustus 2014

Diri gue, apa adanya ...

Beberapa hari yang lalu, as usual, gue ke Gresik buat tugas kantor dan seperti biasa juga “terbang” sendirian itu salah satu hal yang membosankan apalagi kalo dapet seat di “gang” pesawat, u know what I mean, ga bisa liat view dari jendela pesawat, berhubung ga boleh nyalain koneksi internet, so aktifitas pilihan lain ialah membaca. Majalah traveling yang disediain maskapai penerbangan inilah yang satu-satunya sumber bacaan gue. Isinya, ya standar majalah travelling, promosi agen hotel, wisata di daerah ini itu dan macam-macam hal tentang plesiran. Namun, ada satu artikel unik yang nyempil di majalah ini. Judulnya “Bagaimana menjadi pemimpin yang menginspirasi?”. Wih, lumayan nih, pikir gue, nambah-nambah ilmu. Senangkep gue, pemimpin itu ada 2 macam, yaitu pemimpin yang menyerap energi, maksudnya pemimpin yang justru memancarkan energi-energi negatif jadi malah menyerap energy orang disekitarnya, misal pemimpin yang arogan, egois, bossy, dll, dan yang kedua, pemimpin yang memberikan energi positif. Jenis pemimpin yang kedua inilah yang dapat menjadi pemimpin yang menginspirasi. Kok bisa? Caranya?

Menilik diri

Pertama, kita harus punya visi atau tujuan. Nah, visi atau tujuan inilah yang akan menjadi sumber inspirasi. Bagi seorang pemimpin, memiliki visi atau tujuan yang jelas ialah hal yang mutlak diperlukan. Bagaimana dia dapat menjadi pemimpin kalau dia sendiri ga punya visi atau tujuan hidup ? Kedua, komunikasikan, bagikan dan sebarkan visi atau tujuan tersebut. Bagi pemimpin dalam keluarga, organisasi, perusahaan atau bahkan negara, proses sharing visi atau tujuan menjadi hal yang penting untuk kemajuan bersama. Kenapa? Karena proses sharing visi ini bertujuan untuk penyatuan dan pemahaman visi sehingga jika ada hal-hal yang bertentangan dapat segera dicari solusi bersama. Last but definitely not least, pemimpin harus menjaga agar nyala semangat para anggotanya tidak padam dalam mencapai visi tersebut. Mungkin hal inilah yang paling sulit, karena sifat alamiah manusia yang umumnya cepat lelah, cepat bosan, cepat merasa puas de el el inilah yang dapat menjadi penghambat terbesar tercapainya visi tersebut. Nah, disinilah peran pemimpin sesungguhnya diuji, apakah dia memiliki integritas atau tidak. Kenapa jadi integritas? Tentu. Bagi gue, integritas artinya ialah kesesuaian antara ucapan dengan perilaku atau perbuatan orang tesebut. Jika ia seseorang yang berintegritas maka ia pasti akan berusaha agar segala sesuatu yang diucapkannya apalagi yang dibagikan kepada orang lain akan ia lakukan juga. Begitu juga dengan visi yang kita bahas sebelumnya. Ia pasti akan berusaha menjaga agar visi yang sudah disepakati bersama ini dapat terus tercapai dan diwujudkan baik oleh dirinya sendiri maupun oleh anggota yang dipimpinnya.
Nah, setelah membaca kicauan gue diatas, kalian masuk jenis yang mana ? ;p. Kalo gue? Hmmmmm. Gue punya visi, meskipun masih visi hidup gue pribadi sih hehehe. So, syarat pertama udah gue penuhi yah hahaha. Nah, masuk ke syarat kedua ini nih yang susah. KOMUNIKASIKAN, BAGIKAN, SEBARKAN. Kenapa jadi hal yang sulit buat gue? Pada dasarnya gue bukan orang yang supel, bukan orang yang pandai akrab sama orang lain, berbicara sama orang lain adalah hal yang sulit buat gue apalagi mengkomunikasikan visi atau tujuan gue. Wait, berbicara disini bukan dalam arti berbicara yang sebenarnya ya, kalo itu sih gue bisa atuh ;p . Pada dasarnya gue orang yang sangat pemalu dan sangat sangat introvert HAHAHAHA. Itulah kenapa gue suka kikuk atau bahkan dibilang sombong sama orang karena, ya, memang begitu, gue susah buat memulai obrolan apalagi kalau cuma berdua, apalagi kalau orang yang satunya lagi pendiem juga. Aduuh, itu mah bisa ‘krik krik krik’ banget hahaha. Tapi anehnya gue bisa jadi sangat “gila” kalau ngobrol dalam grup (artinya lebih dari 2 orang ya ;p) Aneh ya? Gue juga ga ngerti kenapa HAHAHAHA. Jadi, beruntunglah wahai kalian manusia-manusia yang terlahir supel dan pandai berbicara dan bergaul. Mencoba menjadi supel adalah hal yang sangat-sangat membutuhkan usaha keras bagi gue. Mencoba artinya masih banyak gagal disana-sini, masih banyak yang perlu gue perbaiki disana-sini. Jadi, kalau kalian yang pernah ngobrol berdua sama gue dan tiba-tiba gue jadi pendiem, maaf ya, bukan gue-nya sombong atau gimana-gimana, tapi ya, karena alasan diatas. Tapi tenang kok, gue terus berlatih dan berusaha buat jadi lebih baik. Bukan maksud apa-apa, gue hanya ingin orang-orang merasa nyaman ketika berada di dekat gue, ketika ngobrol sama gue. Dan tentu aja gue ingin mengkomunikasikan visi hidup gue. Gak muluk-muluk kok, visi hidup gue cuma pingin menjadikan orang-orang yang gue sayangi, yang gue cintai selalu tersenyum. Klise? Emang. Susah? Banget. Tapi, hal-hal yang baik selalu layak untuk kita perjuangkan kan ? 
Dan gue, Agist Dwiki Hermawan, sedang berjuang ;)

Salam,
@agzthermawan