Beberapa hari yang lalu, as usual, gue ke Gresik buat tugas
kantor dan seperti biasa juga “terbang”
sendirian itu salah satu hal yang membosankan apalagi kalo dapet seat di “gang” pesawat, u know what I
mean, ga bisa liat view dari jendela
pesawat, berhubung ga boleh nyalain koneksi internet, so aktifitas pilihan lain ialah membaca. Majalah traveling yang disediain maskapai
penerbangan inilah yang satu-satunya sumber bacaan gue. Isinya, ya standar
majalah travelling, promosi agen hotel,
wisata di daerah ini itu dan macam-macam hal tentang plesiran. Namun, ada satu
artikel unik yang nyempil di majalah ini. Judulnya “Bagaimana menjadi pemimpin yang
menginspirasi?”. Wih, lumayan nih, pikir gue, nambah-nambah ilmu. Senangkep
gue, pemimpin itu ada 2 macam, yaitu pemimpin yang menyerap energi, maksudnya
pemimpin yang justru memancarkan energi-energi negatif jadi malah menyerap
energy orang disekitarnya, misal pemimpin yang arogan, egois, bossy, dll, dan yang kedua, pemimpin
yang memberikan energi positif. Jenis pemimpin yang kedua inilah yang dapat
menjadi pemimpin yang menginspirasi. Kok bisa? Caranya?
Menilik diri |
Pertama, kita harus punya visi atau tujuan. Nah, visi atau tujuan
inilah yang akan menjadi sumber inspirasi. Bagi seorang pemimpin, memiliki visi
atau tujuan yang jelas ialah hal yang mutlak diperlukan. Bagaimana dia dapat
menjadi pemimpin kalau dia sendiri ga punya visi atau tujuan hidup ? Kedua, komunikasikan, bagikan dan sebarkan
visi atau tujuan tersebut. Bagi pemimpin dalam keluarga, organisasi,
perusahaan atau bahkan negara, proses sharing
visi atau tujuan menjadi hal yang penting untuk kemajuan bersama. Kenapa?
Karena proses sharing visi ini
bertujuan untuk penyatuan dan pemahaman visi sehingga jika ada hal-hal yang
bertentangan dapat segera dicari solusi bersama. Last but definitely not least, pemimpin
harus menjaga agar nyala semangat para anggotanya tidak padam dalam mencapai
visi tersebut. Mungkin hal inilah yang paling sulit, karena sifat alamiah
manusia yang umumnya cepat lelah, cepat bosan, cepat merasa puas de el el
inilah yang dapat menjadi penghambat terbesar tercapainya visi tersebut. Nah,
disinilah peran pemimpin sesungguhnya diuji, apakah dia memiliki integritas
atau tidak. Kenapa jadi integritas? Tentu. Bagi gue, integritas artinya ialah
kesesuaian antara ucapan dengan perilaku atau perbuatan orang tesebut. Jika ia
seseorang yang berintegritas maka ia pasti akan berusaha agar segala sesuatu
yang diucapkannya apalagi yang dibagikan kepada orang lain akan ia lakukan
juga. Begitu juga dengan visi yang kita bahas sebelumnya. Ia pasti akan
berusaha menjaga agar visi yang sudah disepakati bersama ini dapat terus
tercapai dan diwujudkan baik oleh dirinya sendiri maupun oleh anggota yang
dipimpinnya.
Nah, setelah membaca kicauan gue
diatas, kalian masuk jenis yang mana ? ;p. Kalo gue? Hmmmmm. Gue punya visi,
meskipun masih visi hidup gue pribadi sih hehehe. So, syarat pertama udah gue penuhi yah hahaha. Nah, masuk ke syarat
kedua ini nih yang susah. KOMUNIKASIKAN,
BAGIKAN, SEBARKAN. Kenapa jadi hal yang sulit buat gue? Pada dasarnya gue
bukan orang yang supel, bukan orang yang pandai akrab sama orang lain, berbicara
sama orang lain adalah hal yang sulit buat gue apalagi mengkomunikasikan visi
atau tujuan gue. Wait, berbicara
disini bukan dalam arti berbicara yang sebenarnya ya, kalo itu sih gue bisa
atuh ;p . Pada dasarnya gue orang yang sangat pemalu dan sangat sangat
introvert HAHAHAHA. Itulah kenapa gue suka kikuk atau bahkan dibilang sombong
sama orang karena, ya, memang begitu, gue susah buat memulai obrolan apalagi
kalau cuma berdua, apalagi kalau orang yang satunya lagi pendiem juga. Aduuh,
itu mah bisa ‘krik krik krik’ banget hahaha. Tapi anehnya gue bisa jadi sangat
“gila” kalau ngobrol dalam grup (artinya lebih dari 2 orang ya ;p) Aneh ya? Gue
juga ga ngerti kenapa HAHAHAHA. Jadi, beruntunglah wahai kalian manusia-manusia
yang terlahir supel dan pandai berbicara dan bergaul. Mencoba menjadi supel
adalah hal yang sangat-sangat membutuhkan usaha keras bagi gue. Mencoba artinya
masih banyak gagal disana-sini, masih banyak yang perlu gue perbaiki
disana-sini. Jadi, kalau kalian yang pernah ngobrol berdua sama gue dan
tiba-tiba gue jadi pendiem, maaf ya, bukan gue-nya sombong atau gimana-gimana,
tapi ya, karena alasan diatas. Tapi tenang kok, gue terus berlatih dan berusaha
buat jadi lebih baik. Bukan maksud apa-apa, gue hanya ingin orang-orang merasa
nyaman ketika berada di dekat gue, ketika ngobrol sama gue. Dan tentu aja gue
ingin mengkomunikasikan visi hidup gue. Gak muluk-muluk kok, visi hidup gue cuma
pingin menjadikan orang-orang yang gue sayangi, yang gue cintai selalu
tersenyum. Klise? Emang. Susah? Banget. Tapi, hal-hal yang baik selalu layak
untuk kita perjuangkan kan ?
Dan gue, Agist Dwiki Hermawan, sedang berjuang ;)
Salam,
@agzthermawan